Makanan Khas Palembang

Sutoro Naruto

Siapa sih yang tidak kenal makanan khas palembang khususnya pempek dan tekwan. Dua makanan tersebut memang sangat diminati dan sangat populer.

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia dan menjadi ibukota provinsi Sumatera yang terletak di bagian selatan.

Sudah bisa dipastikan Palembang punya daya tarik tersendiri. Selain dengan adanya wisata alam berupa Sungai Musi dan Jembatan Ampera.

Masih banyak lagi tempat wisata lain, salah satunya adalah wisata kuliner yang cukup banyak jumlahnya.

Ada banyak sekali makanan-makanan tradisional yang masih dipertahankan oleh masyarakat.

Meskipun Palembang lebih terkenal dengan pempek-nya, namun kamu perlu tahu bahwa saat ini sudah banyak kuliner di Palembang, termasuk olahan hasil modifikasi dari makanan khas wilayah lain.

Berikut ini akan MakananOlehOleh.com tampilkan puluhan makanan khas Palembang yang tak kalah enaknya dengan pempek.

Makanan Khas Palembang Adalah

Model

Makanan Khas Palembang

Model adalah salah satu jenis kuliner dari Sumatera Selatan, khususnya Palembang dengan bahan-bahan pembuatannya berupa ikan tenggiri, tahu cina, tepung sagu, dan telur.

Untuk memberi cita rasa yang nikmat, makanan khas adat Palembang ini akan disajikan bersama dengan kuah udang dengan rasa gurih dan udangnya yang begitu terasa di mulut.

Untuk membuatnya harus menggunakan ikan tenggiri yang telah dibersihkan dengan tambahan garam, telur, dan sedikit air es yang dicampur-campur sampai kental.

Lihat juga oleh oleh khas palembang

Nantinya dibuat dengan model tertentu, dan syarat utamanya adalah harus bisa diisi dengan tahu cina, dan nanti adonan ini bisa langsung digoreng.

Setalah matang, adonan ini bisa langsung disajikan dengan mentimun dan mie sohun/soun serta tambahan bawang goreng.

Namun sebelum itu, yang paling wajib adalah tambahan berupa kuah udang untuk bisa menciptakan seporsi model.

Untuk bisa mendapatkan model, bisa menyusuri sungai Musi Palembang untuk menemukan makanan dengan harga mulai 10 ribu rupiah ini.

Mie Celor

Makanan khas asli Palembang ini adalah saudara jauhnya mie aceh, karena mie celor dalam satu porsinya akan diisi dengan mie dan kuah santan kaldu ebi.

Selain itu, untuk bisa memperoleh satu porsi lengkap mie celor akan ada tambahn berupa tauge, telur, kucai, dan daging udang.

Namun untuk membuat mie celor, yang dipakai adalah jenis mie telur, dan uniknya mie tersebut memiliki rasa serta kelezatan berbeda di setiap produsennya.

Sebagai menu yang sangat dikenal oleh masyarakat Palembang, membuat mie celor menjadi salah satu menu makan favorit bagi orang-orang Sumatera Selatan.

Khususnya adalah orang Palembang, karena dikatakan mie ini hanya berada di daerah Palembang saja, dan tidak ada di wilayah lain.

Mie celor bisa dimakan sebagai menu sarapan, karena memiliki rasa yang gurih dan begitu khas dari jenis mie lain, untuk mendapatkannya bisa ditemukan di Jalan KH Ahmad Dahlan.

Otak-otak Kuah Cuko

Kuliner dengan nama otak-otak sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas, begitu pula di kota Palembang yang memiliki otak-otak kuah cuko.

Yang membedakannya adalah penggunaan kuah cuko-nya yang digunakan untuk menemani penyantapan otak-otak, sedangkan normalnya otak-otak hanya disajikan dengan bumbu kacang.

Pembuatannya pun juga begitu mudah, karena ikan tenggiri yang menjadi bahan utamanya akan dicampurkan dengan tumisan tepung sagu, santan, daun bawang, dan garam.

Adonan tersebut akan dimasukkan ke dalam wadah dari daun pisang untuk nantinya dibakar, rasa pemanggangan akan begitu kental, begitu pula rasa ikan tenggirinya.

Selain rasanya enak, otak-otak kerap dimakan oleh siapapun karena kandungan gizi pada ikan tenggiri cukup tinggi, khusunya adalah adanya protein hewaninya.

Penjualnya dapat ditemui di Plaza Kuto Besak, di sana ada beberapa penjual yang hanya memberikan harga seribu rupiah saja pada setiap batangan otak-otaknya.

Lempok

Sama halnya dengan dodol, lempok memiliki tampilan yang mirip dengan dodol dengan warna cokelat dan bertekstur kenyal.

Walaupun mirip dengan dodol, namun pembuatan lempok didapat dari durian asli tanpa perasa durian buatan, sedangkan dodol akan dibuat dari tepung beras dan ditambah dengan perasa durian yang opsional.

Pembuatan lempok hanya dengan bahan yang mudah ditemukan di Palembang, selain durian, bahan-bahan lain seperti gula dan garam ditambahkan agar memiliki rasa manis berlebih.

Pembuatan makanan khas asli Palembang ini juga mirip dengan dodol, ketika semua bahan tercampur menjadi satu secara merata di kuali, nantinya akan terus diaduk-aduk sampai memiliki tekstur yang kenyal.

Bahkan dikatakan oleh para pembuatannya, sedikitnya waktu yang habis terpakai adalah 4 jam hanya untuk membuat lempok khas Palembang ini.

Setelah matang, lempok akan dipotong kecil-kecil dan siap diperjualbelikan, namun karena menggunakan daging durian asli, harganya bisa melambung tinggi.

Brengkes Tempoyak

Brengkes tempoyak merupakan makanan tradisional dari Palembang yang berbahan dasar dari ikan patin.

Adapun yang menarik dari makanan ini adalah campuran bumbunya yang berasal dari fermentasi durian, sehingga menciptakan rasa yang unik tinimbang olahan-olahan lain dengan bahan serupa.

Dengan fermentasi durian ini, nantinya akan menciptakan perpaduan rasa yang begitu banyak, mulai dari masni sebagai rasa aslinya, asam dari hasil fermentasi, dan akan dibarengi lagi dengan rasa pedas gurih.

Dari penamaannya, brengkes berarti pepesan, sedangkan tempoyak adalah sejenis makanan dengan bahan berupa durian dengan campuran garam.

Secara lengkap, brengkes tempoyak dibuat dari cabai merah, gula jawa, laos, kunyit, serai, dan bawang sebagai bumbu halusnya.

Pembuatannya secara rinci hanya perlu memasak bumbu halus lalu ditambah dengan tempoyak hasil fermentasi dan juga tak lupa tambahan ikan patin sebagai aktor utama.

Soal gizi makanan ini tidaklah diragukan lagi, adanya durian dan ikan patin, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh.

Lenggang

Sebagai pesaing utama pempek dalam khazanah perkulineran Palembang, rasanya makanan khas asli Palembang dengan nama lenggang sangat patut untuk dicoba.

Berbicara mengenai lenggang dan pempek, keduanya sebanarnya sama, karena bahan pembuataanya adalah tepung terigu dan daging ikan.

Untuk lenggang sendiri akan ditambahkan dengan penyedap rasa dengan pemasakan menggunakan daun pisang berbentuk kotak.

Dengan menggunakan daun pisang, lenggang akan memiliki aroma sedap dan cita rasa khas setelah dipanggang menggunakan daun ini.

Rasa dai lenggang begitu enak dan lebih padat daripada pempek, karena adonan lenggang akan dibuat lebih memadat dan lebih kental sebelum akhirnya diaduk.

Sama halnya dengan pempek, lenggang kerap dikonsumsi bersamaan dengan saus cuko udang ebi yang terasa enak itu.

Tekwan

Hampir mirip dengan model, tekwan juga merupakan olahan dengan bahan utamanya terbuat dari ikan dan adanya tambahan tepung tapioka.

Bahkan olahan tersebut juga sama-sama akan disajikan dengan kuah udang yang legendaris tersebut.

Namun karena model dan tekwan harus berbeda, maka tekwan biasanya tidak diisi dengan tahu cina didalam adonan tapioka dan ikannya, karena rasa ikan saja telah sangat nikmat.

Begitu pula dengan aneka topping untuk menemani seporsi tekwan yang sangat berbeda jauh dari model, bahkan terkesan lebih mewah.

Taburan seperti soun, daun bawang, bawang goreng goreng mungkin sudah biasa, namun adanya tambah seperti potongan jamur kuping dan irisan bengkoang serta taburan biasa tersebut, rasa-rasanya akan begitu mewah.

Prinsip inilah yanga ada pada diri tekwan yang memiliki makna Berkotek Samo Kawan (mengobrol bersama teman).

Laksan

Selain pempek yang telah fenomenal, laksan makanan khas Palembang juga tak kalah lezatnya dengan pempek karena memiliki rasa yang lebih memukau.

Dibuat dengan tepung sagu dan ikan, rasanya memang mirip sekali dengan pempek, namun yang membuatnya berbeda dan lebih unik adalah pada penggunaan kuahnya.

Laksan akan disajikan bersama dengan kuah bersantan layaknya lontong sayur dengan warna kemerah-merahan, rasanya sendiri begitu gurih dan nikmat saat ditenggak.

Lihat juga makanan khas betawi

Bahan untuk pembuatan kuah bersantan ini pastinya adalah santan, namun tidak hanya itu, karena akan ada pula udang kering, bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, dan bumbu lain.

Selain dipadukan dengan kuahnya yang unik itu, satu hal lain yang membuat laksan unik adalah bentuknya yang oval.

Untuk bisa mendapatkan laksan terkesan sangat mudah, karena makanan ini menjadi buruan orang-orang Palembang untuk sekedar dijadikan menu makan pengganjal perut.

Celimpungan

Kali ini ada saudaranya laksan yang juga menjadi pesaing pempek, yaitu celimpungan berbahan dasar sagu dan ikan.

Mungkin jika membaca poin nomor 8, bahan ini terkesan tidak asing, karena memang mirip dengan laksan.

Namun jangan salah dulu, karena lagi-lagi yang menjadi perbedaannya terletak pada kuahnya.

Walaupun sama-sama kuah bersantan, namun antara celimpungan dengan laksan punya perbedaan pada warna kuahnya, kuah celimpungan terkesan lebih kuning kental.

Dan satu hal lagi yang membuatnya berbeda adalah, bentuknya yang pipih membulat dengan diameter sekitar 10 cm.

Rasa celimpungan sama sekali tidaklah pedas, hanya rasa gurih yang mengitari setiap suapan kuahnya yang masuk ke dalam kerongkongan.

Outlet paling terkenal sebagai pelayan celimpungan adalah Kedai Laksan Kaito yang beralamatkan di Jalan Kapten Anwar Arsyad No. 999.

Kedai tersebut biasanya menjual makanan ini dengan tambahan potongan lontong dan kerupuk udang agar membuat rasanya semakin gurih dan mengenyangkan.

Burgo

Burgo tergolong makanan khas penduduk Palembang yang sederhana. Jika ditilik dari bahan pembuatannya hanya menggunakan tepung sagu dan tepung beras yang diberi siraman kuah santan.

Namun yang bisa membuatnya menjadi makanan mewah adalah adanya topping yang biasanya mengelilingi kuah santan tersebut, seperti suwiran ayam dan telur rebus yang kerap berenang pada guyuran air bersantan bewarna kekuning-kuningan.

Pembuatan burgo secara normal adalah dengan memasak adonan tepung sagu dan tepung berasa dengan cara didadar layaknya telur dadar.

Setelah dirasa matang, adonan ini akan digulung dan diiris kecil-kecil untuk seterusnya disajikan dengan kuah udangnya yang terbuat dari santan, lengkuas, bawang putih, kemiri, kunyit, dan ketumbar.

Rasa yang dihasilkan akan begitu gurih, apalagi jika ditambah dengan isiannya seperti suwiran ayam dan telur yang sudah terkenal kelezatannya.

Lakso

Nama lakso begitu dikenal di kalangan masyarakat Palembang, selain karena menjadi makanan daerah itu yang tak ada di wailayah lain, juga karena bentuknya unik dengan rasa enak.

Bahan pembuatannya adalah tepung sagu dan tepung beras untuk dibentuk menjadi mie yang bewarna putih dengan dibentuk menggulung dan menempel.

Biasanya mie tersebut akan dimakan dengan kuah santan yang menggunakan kaldu ikan dengan tambahan ikan gabus yang kaya akan protein dan mudah didapat.

Bentuk mie laksa seperti pempek keriting, karena dicetak dengan bentuk seperti itu, dan membuatnya harus mencampur tepung sagu dan beras bersama air kapur dan air panas.

Mie ini akan dibuat beberapa bagian untuk nantinya disajikan dengan kuah santan tadi, kuah ini terasa begitu gurih dengan tambahan ikan gabus yang notabene ikan air tawar dan jarang ditambahkan ke kuah.

Kuahnya berbentuk agak kehijau-hijauan, namun rasanya begitu enak dan sangat khas, sehingga banyak pula penjual lakso di Palembang dengan harga relatif murah.

Martabak HAR

Martabak HAR adalah martabak unik khas Palembang dengan isian dari telur ayam atau telur bebek, namun untuk menyantapnya akan diberi kuah kari dengan isian kentang.

Makanan ini awalnya akan dibuat seperti martabak-martabak lain yang bertebaran, yakni adonan akan digoreng dengan bentuk membulat dulu dan diisi dengan telur-telur tadi, nantinya martabak akan digulung.

Setelah selesai penggulungan inilah, martabak sudah siap untuk disajikan dengan kuahnya, yang terasa gurih layaknya kari, namun ada sedikit modifikasi dengan tambahan kentang.

Penggunaan nama HAR memiliki arti tersendiri, karena makanan yang sangat tersohor di Palembang ini diciptakan oleh Haji Abdul Rozak, yang merupakan keturunan India.

Karena dirinya orang India, makanya martabak ini dibumbui dengan kuah kari, mengingat kari adalah masakan khas dari India.

Untuk bisa mendapatkan makanan akulturasi ini, datang saja ke Toko Kopi HAR di Jl. Jendral Sudirman atau Martabak & Resto HAR di Jl. Jendral Sudirman no. 2269.

Pindang Patin

Ikan patin cukup populer di kalangan masyarakat Palembang, karena di sana telah banyak dikembangbiakkan ikan dengan penampilan hitam berkumis ini.

Selain karena memiliki rasa yang enak, ikan patin juga memiliki daging lembut, sehingga akan begitu nikmat bila dijadikan menjadi pindang.

Dan di Palembang muncullah makanan khas Palembang pindang patin dengan bahan utama pembuatannya berupa ikan dengan rasa gurih segar, dan sangat nikmat disantap ketika hangat.

Untuk membuatnya juga tidak hanya patin saja, karena akan ada jahe, bawang merah, bawang putih, kunyit, daun salam, belimbing sayur, dan serai.

Selain rasa gurih, kuah dengan warna bening kekuningan tersebut juga akan ada perpaduan rasa masam karena ada belimbingnya.

Rumah Makan Sri Melayu di Jl. Damang Lebar Daun No. 1 dan Rumah Makan Pindang Musi Rawas dengan alamat Jl. Angkatan 45 No. 18 adalah dua tempat untuk menikmati pindang patin ini.

Pindang Tulang

Jika biasanya pindang menggunakan bahan dasar ikan, maka lain halnya bila dengan pindang tulang dari ibukota Sumatera Selatan, Palembang, yang menjadikan tulang sebagai bahan utamanya.

Lazimnya, tulang yang akan dijadikan pindang ini adalah tulang sapi dengan ketentuan harus ada sedikit daging dan sumsum tulangnya.

Jika dilihat, kuah pindang ini tidaklah berbeda dengan pindang-pindang lain, namun karena ada tulang sapi inilah yang membedakannya dan juga memberi perbedaan pada rasa.

Lihat juga makanan khas sumatera selatan

Jika dibahas secara lengkap mengenai makanan khas Palembang dan penjelasannya, tulang sapi akan dicampur bersama cabai hijau, lengkuas, serai, bawang merah, kunyit, dan bawang putih untuk nantinya direbus.

Hasilnya adalah pindang yang bening dengan warna kecokelatan, bisa saja akan diberi taburan irisan sayur dan irisan tomat untuk menambah sensasi rasa nikmat.

Rasanya pindang tulang begitu lengkap, karena adanya cabai hijau akan menghasilkan sensasi rasa pedas, dengan tambahan asam manis nan segar, apalagi ketika disantap selagi hangat.

Malbi

Kuliner dengan nama malbi adalah makanan khas Palembang yang kaya akan rempah-rempah asli Tanah Air dengan bahan dasar utamanya berupa daging sapi.

Penampakannya memang mirip dengan semur daging, namun bumbunya lebih beragam seperti dengan adanya ladesa dan pala serta air asam jawa.

Secara lengkapnya selain daging dan tiga rempah khas tersebut, bumbu-bumbu lain juga ada, meliputi bawang putih dan merah, garam, kaldu sapi, kecap, dan gula.

Bumbu halus nantinya akan ditumis dengan daging sapi, namun dengan waktu yang agak lama sampai daging benar-benar menjadi agak kering air, walaupun masih terlihat lembab.

Biasanya teman makan malbi adalah nasi putih hangat atau lontong dan ketupat, makanan itu sangat tepat untuk menemani protein dari daging.

Rasanya begitu enak dan lezat, serta akan terasa empuk nan lembut di mulut ketika disantap, sehingga pada acara seperti hari raya, khususnya idul adha banyak yang mengolah malbi.

Kemplang

Selain pempek, kudapan yang menjadi kebanggaan orang Palembang adalah kemplang yang berbahan dasar ikan tenggiri atau ikan gabus.

Tercatat ada sekitar enam jenis kemplang di ibukota Sumatera Selatan tersebut, meliputi kemplang kerupuk berbentuk bulat dengan diameter 5 sampai 7 cm berasa gurih ikan.

Ada juga kemplang getas, dengan bentuk bulat berdiameter 4 cm, dibuat menggunakan adonan pempek seperti kemplang kerupuk.

Terus ada kemplang panggang, yang dibuat dengan cara dipanggang yang enak dimakan dengan saus sambal.

Lalu ada tiga jenis kemplang dengan penamaan mirip dengan bentuknya, ketiganya berturut-turut adalah kemplang keriting, kemplang koin, dan kemplang mangkuk.

Karena merupakan jenis kerupuk-kerupukan dengan bentuk tipis, pastinya kempang memiliki rasa renyah dengan rasa ikan yang khas.

Untuk itulah harganya berkisar 15.000 sampai 40.000 per kilogremnya, dan bisa dengan mudah ditemui di Pasar Tradisional Cinde Palembang.

Kue 8 Jam

Nama kue 8 jam atau lapan jam memang cukup unik dan agak nyleneh untuk penamaan sebuah kue, namun nama tersebut sangat relevan dengan lama waktu pembuatannya yang memakan waktu sampai 8 jam.

Pembuatan kue selama itu memang cukup lama, namun bisa menciptakan rasa kue yang begitu enak, sama halnya dengan kue 8 jam yang berasa legit dan beraroma wangi.

Bentuknya sendiri bewarna cokelat pekat dengan tekstur yang lembut, sehingga bisa dipastikan sangat lezat di mulut.

Walaupun membuatnya lama, namun bahan-bahan pembuatannya bisa dengan mudah ditemukan, yakni mulai dari telur bebek, susu kental manis, mentega, dan gula pasir.

Dengan adanya telur bebek itulah yang membuatnya berbeda dari kue-kue lain, karena kebanyakan kue lebih memilih memakai telur ayam tinimbang telur bebek.

Kue yang dimasak dengan cara dikukus ini, harus menggunakan puluhan telur bebek, sehingga harganya cukup mahal, termasuk di toko oleh-oleh Bangau Pastry yang menyediakannya.

Kue Lapis Kojo

Seperti halnya kue lapis, kue ini berbentuk berlapis-lapis dengan berbagai warna, namun yang paling dominan adalah warna hijau, walaupun ada warna cokelat yang membarenginya.

Bahan-bahan pembuatannya meliputi telur bebek, terigu, daun pandan, santan, susu kental manis, daun suji, dan gula pasir.

Penggunaan daun suji sendiri ditambahkan untuk menjadi adonan warna hijau, bahn lain yaitu telur bebek bisa mencapai 20 butir dalam satu resepnya, sehingga akan menimbulkan rasa legit nan manis.

Yang membuat kue lapis ini unik adalah adanya telur bebek yang memberikan sensasi rasa berbeda daripada lapis-lapis lain.

Salah satu toko yang menjualnya sama seperi tadi yang menjual kue lapan jam, yaitu Bangau Pastry, karena memang mereka menjual beragam kue-kue tradisional untuk dijadikan oleh-oleh.

Jika ada kue lapis kojo menggunakan durian, modal untuk membuat seloyangnya bisa mencapai 165 ribu, jadi untuk membelinya bisa cukup mahal.

Kue Engkak Ketan

Ada juga kembaran dari kedua kue di atas, yaitu kue engkak ketan yang sama-sama dibuat menggunakan telur bebek, sehingga menjadikan olahan kue ini memiliki rasa khas.

Bahannya bisa diterka dari namanya, karena salah satu bahannya adalah tepung ketan, yang berpadu dengan bahan lain, meliputi telur bebek, susu kental manis, gula pasir, mentega, dan santan.

Komposisi bahan ini harus menggunakan santan dengan nama santan glondo, yakni santan yang dimasak sampai minyaknya keluar.

Bentuknya sama dengan kue lapis normal, yakni kuning dengan garis hitam cokelata mengitarinya, walaupun agak tidak beraturan alias tidak lurus.

Rasanya begitu legit dengan tekstur yang halus, sangat manis bila dikonsumsi oleh orang-orang.

Sama halnya dengan dua kue yang telah dibicarakan sebelumnya, tempat mendapatkannya ada di Bangau Pastry, yakni outlet dengan alamat di Jl. Mayor Ruslan, dan pastinya sudah mendapat sertifikat halal dari LPPOM MUI.

Kue Maksuba

Selain pempek, Palembang juga memiliki aneka makanan kue, mereka adalah surganya kue, buktinya adalah selain empat daftar kue ini, masih ada beberapa kue lain di bawahnya.

Bentuknya memang mirip dengan kue lapis kebanyakan, yakni memiliki garis warna yang berlapis-lapis, bahkan warnanya sama-sama cokelat dengan kuning.

Namun satu hal yang membuatnya berbeda adalah garis-garis tersebut berbentuk acak-acakan, semrawut, tidak teratur, dan kadang terlihat lurus, namun kadang berbentuk membulat tebal.

Seperti sudah ditebak, rasa kue maksuba lebih condong ke arah rasa manis dan legit, namun karena ada penggunaan telur bebeknya, sehingga bisa dipastikan cita rasanya akan berbeda.

Bahkan saking pembuatannya harus memerlukan telur bebek 24 sampai 28 butir untuk setiap adonannya.

Untuk mendapatkannya begitu mudah, di toko kue sekitar Palembang akan ada banyak kue ini, apalagi saat menjelang hari raya, karena waktu hari raya lebaran akan ada banyak kue maksuba tersedia di rumah-rumah masyarakat.

Kue Bolu Suri

Kue bolu suri sebenarnya mirip dengan bolu lain, termasuk pula dengan bika ambon dari Medan, bahkan karena bika ambon lebih terkenal, bolu ini bisa juga disebut sebagai bika ambon-nya Palembang.

Sama halnya dengan bolu-bolu lain di luar sana, bentuk awal dari kue bolu suri adalah bulat dengan bolong tangah karena memang cetakannya seperti itu.

Walaupun nantinya akan disajikan dalam bentuk potongan-potongannya, namun tidaklah mengurangi rasa legit dan manisnya kue bolu suri khas Palembang ini.

Yang membuatnya berbeda antara bika ambon dengan bolu suri adalah pilihan bahannya, bolu suri ketika dibuat akan menggunakan bahan yang lebih sederhana tinimbang bika ambon.

Seperti halnya makanan-makanan lain, kue bolu suri lebih banyak disajuikan ketika ada hari besar, khususnya adalah ketika lebaran, karena sangat tepat dinikmati kerabat dan sanak saudara.

Di Jalan Jenderal Sudirman, No. A 15 ada Pusat Oleh-Oleh Palembang Ellen yang menyediakan kue ini dengan harga per kotaknya mencapai seratus ribu rupiah.

Kue Gandus

Kue khas Palembang dengan rasa yang unik karena memiliki rasa gurih, dan sangat berbeda dari kue-kue lain adalah kue dengan nama Gandus khas Palembang.

Bentuknya biasanya seperti mangkuk dengan warnanya yang identik dengan warna putih susu, karena dibuat menggunakan santan.

Selain santan, bahan lengkap pembuatan kue gandus adalah dengan adanya tepung, sekaligus tokoh utamanya, dan juga ada daun pandan yang berperan memberi kesan aroma wangi.

Untuk lebih mempercantik dan mempernikmat gandus, di atasnya kerap ditaburkan oleh ebi (udang kecil) dan bawang goreng, serta potongan daun seledri maupun irisan cabai merah.

Selain rasa gurih yang membuatnya berbeda, taburan-taburan inilah yang semakin membuatnya unik, karena jarang ditemukan kue bertopping ebi bahkan sayuran-sayuran di atasnya, khususnya cabai merah.

Di Palembang cukup banyak penjual kue untuk appetizer ini termasuk di Lampung dan Jambi, sang tetangga.

Kue Lumpang

Sejenis kue-kue-an basah dengan warna beragam, seperti putih, merah, dan hijau, dengan rasa yang manis serta bertekstur kenyal adalah ciri khas dari kue lumpang.

Makanan dengan penamaan dari bentuknya yang mirip lesung (lumpang) ini, memiliki sedikit cekungan di atasnya, dan biasanya akan ada taburan parutan kelapanya.

Sebagai makanan tradisional, kue ini telah diederkan mulai tahu 80-an yang dijual dengan cara berkeliling agar dagangannya laku.

Namun kini di toko oleh-oleh Palembang telah banyak yang menyediakan kue ini untuk khalayak ramai.

Jika menemukan tiga warna berbeda, jangan bingung, karena kue lumpang warna putih didapat dari penggunaan gula pasir tanpa pewarna lain.

Sedangkan yang merah didapat dari gula jawa, dan terakhir warna hijau diperoleh berkat tambahan daun pandan.

Walaupun begitu, semua jenisnya menggunakan gula, sehingga rasanya lain, meskipun ada bahan lainnya berupa santan yang memberi sensasi gurih.

Kue Srikaya

Boleh dibilang kue srikaya adalah kudapan paling dikenal oleh masyarakat Palembang dan daerah luar, selain pempek dan kemplang yang telah hits lebih dulu.

Dalam proses pembuatannya, awalnya hanya menggunakan komposisi bahan berupa telur, santan, dan gula saja.

Namun karena biasanya kue srikaya dimakan bersama dengan ketan, maka kini telah banyak produsen yang memanjakan konsumen dengan membuat srikaya plus ketan.

Rasanya memang tidak berubah terlalu pesat, mengingat rasa dari kue srikaya normal adalah agak manis serta bertekstur lembut di mulut.

Biasanya kue srikaya normal akan disajikan dengan roti tawar, tentunya selain kentan.

Ketiga bahan yang telah disebutkan memang kerap dipakai, namun karena lambat laun selera berubah, tambahan telur ayam dan telur bebek serta daun suji dan pandan (untuk pewarna) akan ditambahkan.

Namun satu hal yang pasti, kue srikaya sama sekali tidak memakai tepung layaknya olahan-olahan kue lain.

Dadar Jiwo

Seperti namanya dadar, sudah pasti jika dadar jiwo dibuat menggunakan telur yang didadar, namun dibentuk dengan tampilan menggulung.

Tapi tidak sesederhana itu, kuliner ini juga akan diisi dengan sayuran, normalnya isian tersebut adalah tumisan pepaya muda dengan rasa gurihnya.

Sedangkan untuk bagian luarnya, akan ditaburi dengan bawang goreng, daun sop, irisan cabai, hingga ada taburan abon yang membuatnya semakin gurih.

Namun untuk mendapatkannya gampang gampang susah, karena akan sangat mudah ditemukan ketika bulan Ramadhan hingga lebaran tiba, namun begitu sulit di hari-hari biasa.

Tetapi jika bingung mencarinya dimana, satu tempat yang paling sering menjualnya adalah salah satu ruko di Pasar Bedug Monpera, cari saja di sana sampai ketemu.

Masalah harga memang cukup mahal untuk satuannya, yaitu sekitar 4 ribuan, namun karena adanya kandungan protein yang tinggi dari telur, sangat wajar harga tersebut.

Sambal Lingkung

Jika mendengar kata sambal, pasti di pikiran kebanyakan orang berbentuk basah dengan rasa pedas yang menggigit.

Beda halnya dengan sambal likung khas dari Kota Wong Kito Galo, karena di sana sambal tersebut memiliki tampilan yang kering layaknya abon.

Pembuatannya ternyata menggunakan daging ikan, dan yang paling sering adalah dua ikan yang telah tersebar melimpah di Palembang, yakni ikan tenggiri dan ikan gabus.

Namun tentunya masih ada pemberian cabainya agar tetap mempertahankan ciri khas sambal, yakni rasa pedas.

Pembuatan tidaklah susah-sudah amat, karena hanya perlu menghaslukan semua bahan dan rempahnya untuk nantunya dimasak dalam satu wadah sampai benar-benar kering layaknya abon.

Mengonsumsi juga tidak sulit, hanya dicampurkan dengan bubur, nasi, bahkan roti secara merata saja sudah cukup memberikan sentuhan rasa pedas sambal likung.

Telok Ukan

Makanan dengan nama telok ukan dikatakan adalah kuliner khas Palembang yang dilupakan oleh orang-orang Palembang itu sendiri.

Alasan utama mungkin adalah karena pembuatannya yang cukup rumit dan memerlukan ketelitian bagi siapa saja yang ingin membuatnya.

Bahan utamanya adalah telur, entah itu telur ayam ataupun telur bebek, namun satu yang pasti, telur bebek lebih sering dipakai karena rasanya yang lebih gurih.

Membuat teluk ukan harus memerlukan lubang terlebih dahulu di telurnya, yakni bisa menggunakan benda tajam untuk melubangi telur sehingga isinya keluar.

Setelah isi telur keluar, nantinya akan dicampur dengan aneka rempah, baru kemudian akan dimasukkan kembali ke dalam cangkang telur lewat lubang yang telah dibuat.

Pembuatannya yang rumit itu membuat banyak yang enggan membuatnya, namun dulunya di Pasar 10 Ulu ada penjualnya dengan banderol 2500 per butir.

Gulo Puan

Sesuai namanya gulo puan atau bila diterjemahkan menjadi gula susu, bahn untuk membuat kuliner ini juga adalah gula dan susu.

Namun tak asal-asalan, karena susu yang dipakai adalah susu kerbau rawa, dan akan dicampur dengan gula pasir sebelum nantinya dipanaskan dengan waktu kurang lebih lima jam.

Setelah matang akan menghasilkan kuliner dengan warna cokelat namun akan terasa sedikit berpasir, namun tetap saja tak menghilangkan rasa manisnya yang begitu kuat.

Biasanya gulo puan dijadikan sebagai selai, yakni akan dioleskan pada roti maupun pisang goreng untuk nantinya menemani keseharian minum kopi.

Harganya memang tergolong mahal, karena untuk mendapatkan susunya hanya adai di daerah Pulo Layang, Pampangan, Ogan Komering Ilir.

Selain itu, makanan ini sedari dulu telah menjadi makanan untuk para bangsawan dan pembesar istana, belum lagi dengan sulitnya menemukannya.

Salah satu yang masih terlihat menjualnya ada di Pasar Jum’at Masjid Agung Palembang dengan harga 100 ribu/kilogram, bisa pula dibeli dengan satuan ons.

Pindang Ikan Patin

Kue Dadar Jiwo

Dari kedua puluh delapan daftar makanan khas Palembang di atas, terlihat cukup beragam jenisnya, ada yang basah, kering, gurih, pedas, hingga manis.

Walaupun cukup banyak olahan dengan embel-embel kue, namun tetap saja unik, karena kebanyakan dibuat menggunakan telur bebek.

Ada juga olahan yang memakai ikan gabus yang jarang digunakan sebagai bahan dasar makanan, sehingga bisa dipastikan Palembang adalah kota kuliner yang wajib dicicipi aneka hidangannya.

Makanan Khas Lainnya:

Bagikan:

Sutoro Naruto

Penulis ini menyukai makanan seperti bakso, ayam geprek, rendang dan masih banyak yang lainnya.

Leave a Comment