Makanan Khas Magelang

Sutoro Naruto

0 Comment

Link
Makanan Khas Magelang

Magelang terkenal dengan keindahan alamnya yang bervariasi. Berada dekat dengan Kota Jogja, Magelang menjadi tujuan favorit wisatawan, terutama ketika musim liburan tiba.

Selain menikmati pesona alamnya, bagi kamu yang berencana mengunjungi Magelang, jangan lewatkan untuk mencicipi kuliner khasnya. Ada beberapa makanan khas Magelang yang patut kamu coba selama berada di sana.

Penasaran dengan makanan khas Magelang apa saja yang terkenal? Berikut akan MakananOlehOleh.com tampilkan daftarnya.

Makanan Khas Magelang Yang Enak

Kupat Tahu

Di Indonesia, terdapat beberapa variasi kupat tahu, namun yang paling dikenal oleh masyarakat berasal dari Surakarta, Singaparna, dan Magelang. Kupat tahu Magelang memiliki ciri khas yang terletak pada bumbu serta bahan pelengkapnya.

Jika kupat tahu Singaparna menggunakan tauge yang telah direbus, kupat tahu khas Magelang menyajikan irisan kol, bakwan, mi, dan tahu putih sebagai pelengkapnya.

Lihat juga makanan khas jogja

Kupat tahu, jika dilihat dari Jakarta, bisa dibilang mirip dengan ketoprak. Hidangan utamanya terdiri dari ketupat atau lontong, tahu goreng, tauge, dan tambahan irisan kembang kol.

Untuk bumbunya, kupat tahu disajikan dengan saus sambal kacang, di mana tingkat kepedasannya bisa disesuaikan dengan menambah beberapa sendok sambal. Penyajian kupat tahu juga sering dilengkapi dengan kerupuk dan irisan timun untuk menambah kesegaran.

Sup Senerek

Kehangatan Kota Magelang akan terasa semakin lengkap jika dinikmati bersama semangkuk sup senerek. Hidangan ini, yang konon dipengaruhi oleh kolonial Belanda, menjadi salah satu kuliner unik dan favorit di Magelang.

Apa itu sup senerek? Secara tampilan, sup senerek tidak jauh berbeda dari sup pada umumnya yang berisi potongan daging ayam atau sapi serta irisan wortel. Namun, yang membedakannya adalah penambahan bayam dan kacang merah, yang menjadi ciri khas hidangan ini.

Jika ingin mencobanya, kamu juga bisa menemukannya dengan nama lain, yaitu sup kacang merah. Menikmati sup senerek saat angin segar berhembus dapat memberikan sensasi rileks, berkat kehangatan dari kuah kaldunya yang baru diangkat dari panci.

Sup senerek biasanya disajikan bersama nasi putih. Di beberapa warung makan di Magelang, hidangan ini sering kali dinikmati dengan tambahan lauk cemilan dan peceh wuih yang berbumbu pedas.

Buntil Daun Talas

Buntil adalah makanan tradisional yang sangat populer di Jawa. Biasanya, buntil terbuat dari campuran bahan makanan yang dibungkus dengan daun pepaya, tetapi di Magelang, kamu akan menemukan variasi buntil yang menggunakan daun talas sebagai pembungkusnya.

Buntil daun talas merupakan salah satu makanan tradisional khas Magelang, dengan cita rasa yang tak kalah lezat dibandingkan buntil daun pepaya.

Untuk membuat buntil daun talas, masyarakat Magelang biasanya memilih daun talas yang masih muda. Isiannya bervariasi, mulai dari parutan kelapa, udang asin, hingga biji petai.

Pembuatan buntil berbahan dasar sayuran ini cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan dapur yang rumit. Buntil daun talas yang telah matang biasanya disajikan dengan kuah santan yang berwarna kemerahan, karena mengandung cabai dan rempah-rempah lainnya.

Buntil daun talas paling nikmat dinikmati dengan nasi hangat dan menu pendamping seperti ikan pindang, lalapan kacang panjang, dan sambal bawang.

Nasi Goreng Magelangan

Mengunjungi Kota Santri rasanya belum lengkap tanpa mencicipi nasi goreng khas Magelang. Nasi goreng magelangan memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dari nasi goreng lainnya, yaitu disajikan dengan mie basah dan balungan atau tulang ayam. Cita rasa gurihnya berasal dari campuran kuah kaldu ayam yang digunakan saat memasak. Yang membuatnya semakin istimewa adalah proses memasaknya yang menggunakan tungku arang, bukan kompor gas. Dengan harga mulai Rp12.000, nasi goreng magelangan menjadi pilihan yang terjangkau dan lezat bagi para pengunjung.

Opor Enthog

Selain kupat tahu dan nasi goreng magelangan, Magelang juga memiliki kuliner khas lain yaitu opor enthog. Makanan berkuah ini menggunakan enthog atau angsa sebagai bahan utama dan menjadi ikon kuliner di kawasan Menowo, Magelang. Salah satu tempat terkenal yang menyajikan hidangan ini adalah Opor Enthog Johar Sari a la Bu Cipto.

Proses memasaknya unik, di mana enthog disembelih, lalu dibakar dengan tungku hingga bulunya rontok, menghasilkan lemak dan minyak yang membuat kuah opornya lebih kental dan berminyak. Berbeda dari opor ayam, kuah opor enthog dipisahkan dari dagingnya saat disajikan. Hidangan ini biasanya dinikmati dengan nasi putih, lalapan mentimun, daun pepaya, serta sambal ijo jelantah.

Mangut Beong

Salah satu makanan khas Magelang yang wajib dicoba adalah mangut beong, yang juga terkenal di beberapa kota lain di Jawa Tengah. Mangut sendiri merupakan masakan dengan kuah kaldu encer dan cita rasa pedas, dan di Magelang, bahan utamanya adalah ikan beong, sejenis ikan air tawar yang mirip lele namun berukuran lebih besar.

Bagian yang sering disantap adalah kepala beong, yang digoreng terlebih dahulu sebelum dicampur dengan kuah pedas hingga bumbunya meresap. Mangut beong biasanya dinikmati bersama nasi hangat, ayam bacem, udang, oseng-oseng kikil, dan sayur tracel.

Mangut Lele

Selain ikan beong, lele juga sering digunakan untuk membuat mangut. Mangut lele tidak hanya banyak ditemukan di Magelang, tetapi juga di Yogyakarta yang berdekatan. Jika ingin mencicipi mangut lele, kamu bisa mengunjungi Dusun Tangkilan di Kelurahan Pabelan, Kecamatan Mungkid, dengan warung makan Purnama sebagai tempat terkenal untuk sajian ini.

Makanan khas Magelang ini memiliki perpaduan rasa gurih, pedas, dan manis yang meresap ke dalam lele dan kuah santan berwarna kuning kemerahan. Bumbu yang digunakan termasuk bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, jahe, serai, kencur, lengkuas, daun salam, santan, dan jeruk purut.

Bakmi Jombor

Jika kamu penggemar mie, bakmi jombor adalah hidangan yang wajib dicoba. Bakmi jombor dapat ditemukan di sebelah utara perempatan Ringroad Jl. Magelang dan terkenal dengan cita rasanya yang enak dan bikin ketagihan, menjadi daya tarik bagi siapa pun yang pernah mencicipinya.

Makanan khas Magelang ini tersedia dalam versi sederhana atau spesial, di mana untuk versi spesialnya, sepiring mie dilengkapi dengan dada atau paha ayam dan telur. Hidangan ini memiliki warna gelap dengan mie yang kekuningan, memberikan tampilan yang berbeda dari bakmi Jawa pada umumnya. Rasa bakmi jombor cenderung manis dan gurih, dengan tekstur mie yang lembut namun tidak terlalu lembek, sehingga kenyalnya terasa pas saat digigit.

Sego Godog

Sego godog, dalam bahasa Jawa berarti nasi rebus, adalah hidangan khas Magelang yang menggunakan nasi sebagai bahan utamanya. Hidangan ini populer dan sering menjadi alternatif bagi mereka yang bosan dengan nasi putih biasa.

Meskipun terlihat kuno, sego godog kaya akan gizi dan disukai banyak orang karena rasanya yang lezat serta manfaat kesehatannya. Dengan bahan-bahan seperti kubis, tomat, ayam, dan telur, hidangan ini penuh nutrisi. Meskipun disebut nasi godog, sajian ini juga dilengkapi dengan mie basah, menjadikannya lebih mengenyangkan.

Sego Megono

Pada hari pertama Idul Fitri, masyarakat Magelang memiliki tradisi menyajikan hidangan utama yang dinikmati sepanjang hari, yaitu sego megono, bukan lontong opor atau ketupat sayur. Sego megono adalah makanan khas Magelang yang terdiri dari nasi yang disajikan dengan megono atau kluban, yaitu sayuran kukus yang dibumbui dengan lombok, kencur, dan jeruk purut.

Megono juga ditambahkan dengan taburan ikan teri goreng atau bakar. Berbagai jenis sayuran digunakan dalam sego megono, termasuk daun ketela, daun pepaya, kecambah, daun kacang panjang, bayam, nangka muda, dan rebung.

Getuk Trio

Getuk, makanan ringan berbahan dasar singkong, sangat populer di Magelang, yang menjadikannya dikenal sebagai Kota Getuk. Salah satu merek terkenal di Magelang adalah Getuk Trio, yang juga menggunakan singkong sebagai bahan utama. Getuk Trio telah mendapatkan apresiasi luas dari masyarakat lokal maupun pengunjung.

Dulu, Getuk Trio dibungkus dengan box bambu atau besek, namun kini kemasannya telah berubah menjadi dus berlabel Getuk Toko Trio. Getuk Trio merupakan pilihan oleh-oleh yang populer di kalangan wisatawan, dengan tekstur kue yang legit dan rasa manis. Karena tidak mengandung bahan pengawet, Getuk Trio hanya memiliki daya tahan hingga dua hari.

Wajik Salaman

Selain getuk, Magelang juga memiliki jajanan pasar fenomenal lainnya yaitu wajik. Wajik adalah panganan manis yang terbuat dari beras ketan dan memiliki tekstur lembut di mulut. Salah satu wajik yang terkenal di Magelang adalah Wajik Salaman, yang dikenal dengan cita rasanya yang pas di lidah, membuat siapa pun yang mencobanya tidak akan merasa bosan.

Wajik Salaman awalnya diolah secara manual oleh pemiliknya, Ny. In, dan setelah beliau meninggal, usaha ini diteruskan oleh putranya, Gunawan Pribadi. Camilan khas Magelang ini dibuat dari bahan berkualitas tinggi, pemanis alami, dan pewarna makanan yang baik. Jika ingin menjadikannya sebagai oleh-oleh, kunjungi pusat penjualannya di Jl. Raya Salaman 110, Magelang.

Tape Ketan Muntilan

Tape ketan adalah jajanan tradisional khas Magelang yang dibuat oleh masyarakat setempat, termasuk para pemilik toko oleh-oleh. Tape ketan yang dibeli sebagai buah tangan sering disebut “muntilan” oleh penduduk Magelang. Tape ketan terbuat dari beras ketan putih yang diwarnai dengan pewarna alami dari daun katu. Ada dua jenis kemasan tape ketan yang dijadikan oleh-oleh: satu dibungkus plastik dan diikat karet dengan isi ½ kg, dan yang lainnya dalam stoples dengan isi 1 kg.

Dengan semakin banyaknya penjual Tape Ketan Muntilan di Magelang, para wisatawan kini lebih mudah menemukannya tanpa harus bersaing dengan pengunjung lain. Selain produsen kecil, tape ketan juga diproduksi oleh perusahaan skala besar, meski produk pabrikan sering menggunakan pewarna dengan sedikit kandungan kimia, namun masih dalam batas aman untuk konsumsi.

Jemunak

Jemunak adalah panganan tradisional yang mirip dengan bubur sumsum, tetapi biasanya hanya tersedia satu kali setahun, yaitu menjelang bulan puasa. Selama Ramadhan, penjual jemunak dadakan banyak ditemukan di pinggiran jalan kota Magelang, melayani pengendara yang tidak sempat berbuka di rumah atau masyarakat yang sedang ngabuburit.

Jemunak memiliki cita rasa manis dari cairan gula atau kinca, sementara bubur utamanya dibuat dari ketela, beras ketan, gula merah, dan kelapa. Jajanan ini sering dijual sebagai takjil karena dapat membantu mengembalikan stamina tubuh setelah seharian berpuasa, dan biasanya disajikan di atas daun pisang untuk memudahkan konsumsi saat dalam perjalanan.

Slondok

Bagi sebagian orang, nama slondok mungkin terdengar unik dan aneh, tetapi para wisatawan yang mengunjungi Magelang sering kali menyebutnya sebagai camilan wajib yang harus dicoba. Slondok adalah makanan ringan berupa kerupuk yang terbuat dari singkong, dan meskipun namanya mungkin asing, camilan ini cukup mengenyangkan.

Slondok hadir dalam berbagai varian rasa, seperti keju, balado, dan lainnya. Di Magelang, kerupuk slondok banyak dijual sebagai oleh-oleh khas, membuatnya mudah ditemukan bagi para pengunjung yang ingin memanjakan diri dengan camilan lokal.

Geblek

Selain slondok, ada makanan unik lainnya yang disebut geblek, yang mungkin terdengar lucu dan sedikit aneh. Meski namanya mungkin terdengar tidak biasa, geblek tetap menjadi favorit masyarakat dan merupakan salah satu ikon kuliner Magelang yang bisa membuat ketagihan. Banyak orang yang sudah mencobanya merasa sulit berhenti karena teksturnya yang alot. Gbek dibuat dari tepung singkong dan dulunya sangat populer sebagai camilan wajib di pasar. Namun, seiring berjalannya waktu, penjual geblek semakin sulit ditemukan karena tersingkir oleh jajanan modern. Jika kamu belum pernah mencobanya, geblek bisa dibuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan cara pembuatan yang sederhana.

Soto Kluwih

Kluwih atau keluwih adalah pohon berdaun lebar yang menghasilkan buah mirip sukun dan nangka, dan setiap bagiannya—daun, akar, dan buah—memiliki nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Dahulu, daun kluwih dibakar hingga menjadi arang dan digunakan sebagai obat sakit gigi dengan mengoleskannya pada gigi yang sakit.

Di Magelang, terdapat warung makan bernama Soto Kluwih dan Ayam Goreng Mbah H. Djoyo yang memanfaatkan buah kluwih dalam hidangannya. Buah kluwih diolah hingga menyerupai abon sapi, namun dengan rasa yang berbeda. Soto kluwih disajikan dengan kuah kaldu bening, dan bagi yang menyukai pedas, bisa menambahkan sambal kluwih.

Bakso Kerikil Imut

Bakso kerikil sempat populer di Jakarta dan direkomendasikan banyak orang untuk dicoba karena keunikannya yang menawarkan sensasi makan yang berbeda. Selain di Jakarta, bakso kerikil juga banyak ditemukan di Magelang. Di Magelang, bakso kerikil berukuran kecil-kecil, sehingga satu mangkuk biasanya berisi banyak bakso yang siap mengisi perut.

Dari segi tampilan dan rasa, bakso kerikil di Jakarta dan Magelang tidak jauh berbeda, namun harga di Magelang umumnya lebih terjangkau. Bakso kerikil paling nikmat dinikmati dengan sambal pedas, terutama saat cuaca Magelang tidak bersahabat dan dapat mempengaruhi kesehatan.

Tongseng Kepala Kambing

Tongseng sebenarnya bukan makanan asli Magelang, karena hidangan serupa juga dapat ditemukan di daerah lain. Namun, yang menjadikannya ciri khas Magelang adalah penggunaan kepala kambing sebagai bahan utama dalam sajian tongseng di kota ini.

Tongseng kepala kambing merupakan salah satu makanan khas Magelang yang terkenal, dan untuk mencobanya, kamu bisa mengunjungi warung makan Tongseng Kepala Kambing Pak Din di Desa Keji, Muntilan. Aroma daging kambing yang harum dan nikmat menjadi daya tarik utama dari hidangan ini, dan warung tersebut hanya membuat tongseng kepala kambing berdasarkan pesanan, sehingga pembeli dapat menikmati hidangan yang selalu segar dan hangat.

Grubi

Bagi masyarakat Magelang yang bersekolah pada tahun 70-an hingga 80-an, grubi merupakan makanan khas yang tak asing lagi. Dulu, grubi sering dijumpai di jajanan pasar dan selalu tersedia di warung-warung sekitar sekolah. Dengan hanya beberapa rupiah, camilan ini bisa dinikmati bersama teman-teman sambil bercanda. Grubi terbuat dari ubi jalar yang dibentuk bola-bola kecil, digoreng, dan dibumbui dengan gula jawa merah.

Meskipun bentuknya menyerupai bola, grubi memiliki banyak rongga di dalamnya dan menawarkan cita rasa manis dari gula jawa serta tekstur renyah. Saat ini, grubi masih ada di pasaran dan telah menjadi produk oleh-oleh yang banyak dijual oleh berbagai produsen, berbeda dari masa lalu ketika grubi hanya tersedia di warung-warung kecil.

Nasi Lesah

Bagi penduduk Indonesia yang belum pernah mengunjungi Magelang, nama nasi lesah mungkin terasa asing. Bahkan, di internet, informasi mengenai nasi lesah sangat terbatas karena kurangnya pengetahuan tentang makanan khas Magelang ini. Nasi lesah adalah hidangan tradisional yang mirip dengan soto, namun biasanya disajikan di piring, bukan mangkuk, dengan kuah yang hampir memenuhi piring.

Rasanya mirip dengan soto, dengan kuah gurih yang menggabungkan kaldu ayam dan santan kelapa, memberikan warna keruh pada kuahnya. Hidangan ini berisi sohun, irisan kubis, wortel, seledri, suwiran daging ayam, dan kecambah. Saat ini, nasi lesah semakin sulit ditemukan karena kurang diminati, terutama karena kuah santannya yang kurang disukai dibandingkan kuah encer seperti pada soto. Makanan khas Magelang ini mencerminkan aroma tradisional yang kental.

Tak heran jika rata-rata pecinta kuliner Magelang adalah mereka yang tinggal di dataran Jawa, meski tak sedikit pula penduduk dari luar Jawa yang juga menaruh hati dengan beragam kuliner yang dimiliki oleh kota Magelang.

Share:

Related Post

Leave a Comment