Ada beberapa makanan khas Dayak yang tergolong cukup ekstrim. Hal ini disebabkan beberapa faktor dari menggunakan bahan makanan yang tidak biasa. Begitu pula dengan pengolahannya yang terkesan aneh dan unik.
Makanan Khas Suku Dayak
1. Keripik Kalakai
Keripik ini tergolong ke dalam makanan yang cukup ekstrim. Sebab bahan utama dalam pembuatan keripik diambil dari sebuah tanaman liar di hutan. Apalagi tidak memperdulikan berbagai macam resiko dalam hutan.
Cara dari pengolahan keripik juga sangat sederhana. Tanaman kalakai hanya dicampur dengan adonan tepung, kemudian diberi bumbu. Setelah itu adonan digoreng.
Tanaman yang diolah memang telah menjadi konsumsi turun temurun dari leluhur suku Dayak. Karena itulah keberadaan dari keripik kalakai masih ada dan dipertahankan hingga kini. Selain itu ada suatu mitos dibalik mengkonsumsi keripik kalakai.
Dengan mengkonsumsi keripik kalakai dapat membuat awet muda. Walaupun hal tersebut masih hanya sekedar mitos.
Lihat juga makanan khas nusa tenggara barat
Namun dalam dunia kesehatan, tanaman tersebut merupakan jenis tanaman obat. Sehingga dapat menyembuhkan suatu penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan tanaman kalakai adalah diare dan anemia.
2. Bengamat
Jenis makanan ini juga terdengar cukup ekstrim. Karena, bahan dasar yang digunakan dalam bengamat merupakan kelelawar besar. Dalam suku Dayak, kelelawar besar disebut dengan Kalong.
Kalong mempunyai nama ilmiah Pteropus vampyrus. Dalam suatu kasus ditemukan jenis kelelawar liar tersebut dengan ukuran sebesar tubuh manusia. Tubuhnya pun juga sangat mirip dengan tubuh manusia.
Kelelawar yang digunakan dalam pengolahan bengamat adalah jenis kelelawar pemakan buah. Kelelawar tersebut tergolong ke dalam jenis hama bagi para petani. Sebab hewan liar tersebut sering memakan buah yang berada di kebun.
Olahan bengamat suku Dayak juga sangat beragam. Ada yang dimasak dengan bumbu serai dan daun pikauk, sehingga cita rasa dari bengamat agak asam. Ada pula yang diolah dengan sayur jantung pisang.
3. Wadi
Makanan khas Dayak ekstream ini berbahan dasar daging babi hutan. Namun ada juga yang menggunakan bahan selain daging babi. Sayangnya sebagian besar Wadi yang ada merupakan olahan daging babi.
Pengolahan Wadi sendiri memakan waktu hingga seminggu. Pertama – tama, Wadi dibumbui terlebih dahulu, kemudian diberi ragi. Waktu fermentasi Wadi minimal seminggu dalam wadah yang tertutup dengan sangat rapat.
Setelah waktu fermentasi, sebelum dimakan sebaiknya Wadi harus dimasak. Masyarakat Suku Dayak biasanya mengolah Wadi dengan digoreng maupun direbus.
4. Lemang / Pulut
Jenis makanan ini tidak menggunakan bahan yang ekstrim. Namun cara pengolahan dari lemang yang terkesan cukup ekstrim. Makanan ini sering disajikan dalam upacara pernikahan adat suku dayak, syukuran dan acara adat lainnya.
Bahan utama dalam pembuatan lemang adalah beras dan santan. Kemudian siapkan bambu dan lapisi bagian dalam bambu dengan daun pisang. Kemudian masukan beras dan air santan, setelah itu dibakar dengan secara langsung di atas api.
Cara pengolahan dengan bambu memang terkesan sangat ekstrim. Bahkan cara pengolahan dibakar langsung di atas bara api tidak dapat diganti dengan cara lain. Oleh karena itu cara pembuatan lemang dipertahankan secara turun temurun.
5. Tempoyak Durian
Tempoyak durian ini termasuk pengolahan buah durian yang sangat tidak biasa. Buah durian biasanya dimakan secara langsung. Bisa juga diolah terlebih dahulu dalam olahan yang menarik, seperti kolak, ice cream dan lain – lain.
Lihat juga makanan khas pasuruan
Dalam tempoyak, durian akan digoreng terlebih dahulu. Hal ini cukup bertolak belakang dengan kondisi durian yang cukup lembek dan mengandung lemak. Kemudian disajikan dengan sambal cabai dengan takaran yang cukup banyak.
Leave a Comment