Makanan Khas Jogja

Kamu udah pernah ke Jogja? Kalo belum, buruan cobain deh! Gak cuma wisata alamnya yang kece Jogja juga punya kuliner yang mantap abis. Dijamin bikin lidah goyang dan pengen nambah terus karena disana banyak makanan khas jogja yang enak banget.

Salah satu yang wajib dicoba sih ya gudeg. Makanan khas Jogja ini terbuat dari nangka muda yang dimasak lama dengan santan dan rempah-rempah. Rasanya manis gurih, teksturnya empuk, dan aromanya bikin lapar. Biasanya gudeg dimakan bareng nasi putih, ayam opor, krecek, dan sambal krecek.

Lihat juga makanan khas daerah

Selain gudeg, ada banyak lagi kuliner Jogja yang gak boleh dilewatin. Ada sate klathak, sate kambing muda yang dibakar dengan jeruji besi, bakpia pathok, pia mini isi kacang hijau yang super legit, sayur nangka muda dengan santan dan bumbu rempah, dan yangko, camilan kenyal terbuat dari tepung ketan dan kelapa parut.

Pokoknya Jogja surganya para pecinta kuliner. Tunggu apa lagi? Gas ke Jogja sekarang dan buktikan sendiri kelezatannya!

Makanan Khas Jogja Adalah

1. Bakmi Shibitsu

Lihat juga makanan khas jawa tengah

Buat pecinta kuliner malam di Jogja, wajib banget cobain Bakmi Shibitsu. Lokasinya di Jalan Bantul deket Malioboro, gampang banget dicarinya.

Tenang, walaupun namanya Jepang, bakmi ini asli Jawa lho! Rasanya gurih mantap, mienya kenyal, dan toppingnya melimpah. Ada ayam kampung, telur, bakso, dan sayuran segar. Harganya juga murah meriah, dijamin bikin dompet aman dan perut kenyang.

Uniknya lagi, Bakmi Shibitsu buka sampe jam 2 pagi lho! Jadi pas banget buat nyantap bareng temen-temen setelah jalan-jalan malam di Jogja. Yuk, buruan cobain sensasi bakmi Jawa yang bikin ketagihan abis.

2. Gudeg

Ada yang udah pernah cobain gudeg Jogja? Makanan legendaris ini udah terkenal banget kelezatannya lho.

Terbuat dari nangka muda yang dimasak lama dengan santan dan rempah-rempah, gudeg punya rasa manis gurih yang khas dan tekstur yang empuk banget. Aromanya pun menggoda banget, bikin lapar seketika!

Biasanya, gudeg dimakan bareng nasi putih, ayam opor, krecek, dan sambal krecek. Duh, bayangin aja udah bikin ngiler kan?

Nah, kalo lagi ke Jogja, jangan lupa cobain gudeg. Ada banyak tempat makan gudeg di Jogja, tinggal pilih yang sesuai selera. Dijamin, sekali coba pasti ketagihan!

3. Lotek Teteg

Lotek Teteg udah terkenal banget di Jogja. Loteknya itu terkenal porsinya jumbo, sayurannya segar, dan bumbu kacangnya yang gurih abis.

Harganya juga murah meriah, cocok banget buat kantong anak muda. Tempatnya juga enak banget buat nongkrong bareng temen-temen, adem dan nyaman. Pokoknya, wajib banget nih buat dicoba kalo lagi ke Jogja.

4. Bakmi Jawa

Salah satu hidangan khas yang wajib dicoba adalah Bakmi Jawa. Berbeda dengan bakmi pada umumnya, Bakmi Jawa menawarkan perpaduan rasa dan tekstur yang unik dengan isian yang tak biasa.

Bakmi Jawa menggunakan mie kuning dengan ukuran yang lebih besar dan tebal dibandingkan mie pada umumnya. Mie ini kemudian dimasak dengan bumbu khas Jawa yang kaya rempah, menghasilkan cita rasa gurih dan sedikit pedas. Di atas mie, ditaburkan irisan kol, suwiran ayam suwir, dan bawang goreng yang renyah. Aroma harum bakmi jawa semakin menggugah selera saat dimasak dengan cara tradisional menggunakan arang.

Tak heran, Bakmi Jawa menjadi favorit banyak orang, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Di Yogyakarta, terdapat banyak warung bakmi jawa yang bisa ditemukan, salah satu yang terkenal adalah Bakmi Pele yang terletak di dekat alun-alun Yogyakarta.

Menyantap semangkuk Bakmi Jawa di tengah suasana Yogyakarta yang penuh keramahan akan menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Perpaduan rasa gurih, pedas, dan tekstur yang unik dari Bakmi Jawa akan memanjakan lidah dan membuatmu ingin kembali lagi ke Yogyakarta.

5. Gatot

Di antara hiruk pikuk keramaian kota Yogyakarta, terdapat camilan tradisional yang tak boleh dilewatkan: gatot. Berbeda dengan tiwul yang terbuat dari tepung singkong, gatot diolah dari singkong yang difermentasi hingga berjamur dan berwarna kehitaman. Rasanya yang manis legit dan teksturnya yang kenyal menjadikannya camilan favorit banyak orang, terutama di daerah Gunung Kidul.

Dibungkus dengan daun pisang, gatot menawarkan sensasi kuliner yang unik dan otentik. Biasanya, gatot disajikan bersama parutan kelapa untuk menambah cita rasa. Harganya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per bungkus.

Bagi pecinta kuliner yang ingin merasakan sensasi berbeda, gatot bisa menjadi pilihan tepat. Cita rasa tradisionalnya yang khas dan proses pembuatannya yang unik menjadikannya camilan wajib coba saat berkunjung ke Yogyakarta.

6. Oseng-oseng Mercon Bu Narti

Oseng Mercon Bu Narti berawal dari warung tenda sederhana milik Ibu Narti di tahun 1997. Berkat cita rasa pedasnya yang unik dan kelezatannya yang tiada tara, warung tenda ini pun menjelma menjadi legenda kuliner pedas di Yogyakarta.

Hidangan ini terbuat dari tetelan daging sapi yang dimasak dengan cara dioseng atau ditumis menggunakan bumbu pedas rawit yang melimpah. Sensasi pedasnya begitu membakar lidah, namun diiringi dengan kelezatan gurih dari tetelan sapi yang empuk.

Selain tetelan sapi, Oseng Mercon Bu Narti juga menawarkan variasi lain seperti daging ayam, jeroan, ati ampela, dan kikil. Setiap bahan diolah dengan bumbu pedas yang sama, menghasilkan sensasi pedas yang berbeda-beda.

7. Jadah Tempe

Jadah tempe memiliki sejarah panjang, bahkan menjadi makanan favorit Sultan Hamengkubuwono IX. Biasanya, jadah tempe dibungkus dengan daun pisang, melambangkan kesederhanaan dan kedekatan dengan alam.

Menariknya, jadah tempe dapat dinikmati dengan dua cara: satu jadah satu tempe atau dua jadah satu tempe. Jika memilih dua jadah satu tempe, Anda dapat menghimpit tempe di antara dua jadah, menyerupai burger.

Kelezatan jadah tempe tak perlu diragukan lagi. Perpaduan rasa manis gurih dan tekstur yang kenyal menjadikannya camilan yang digemari banyak orang. Harganya pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per bungkus.

Bagi pecinta kuliner yang ingin merasakan sensasi rasa yang unik dan otentik, jadah tempe adalah pilihan tepat. Kunjungi Kaliurang dan nikmati kelezatan jadah tempe yang tak terlupakan.

8. Belalang Goreng

Belalang yang digunakan untuk digoreng adalah belalang kayu yang mudah ditemukan di daerah Gunung Kidul. Biasanya, belalang kayu ini hinggap di dahan pohon jati atau semak-semak. Setelah dibersihkan, belalang kemudian dibumbui dengan rempah-rempah sederhana seperti bawang putih, ketumbar, garam, dan cabai, lalu digoreng hingga renyah.

Menurut banyak orang, rasa belalang goreng menyerupai udang, dengan tekstur yang gurih dan renyah. Tak heran, camilan ini menjadi favorit banyak orang, bahkan tak sedikit yang ketagihan dibuatnya.

Belalang goreng kaya akan protein, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh semua orang. Camilan ini cocok dinikmati sebagai camilan ataupun lauk pendamping nasi.

Bagi wisatawan yang ingin mencicipi belalang goreng, bisa datang langsung ke pusat produksinya di Gunung Kidul. Di sana, Anda dapat menemukan penjual belalang goreng di pinggiran jalan ataupun di toko.

9. Sate Klatak

Tak sedikit orang yang mengira kalau sate klatak adalah sate katak karena namanya yang memang terdengar seperti katak.

Padahal, sate klatak adalah daging kambing yang dibumbui oleh sejumlah rempah yang kemudian ditusuk menggunakan jeruji besi, bukan tusuk sate biasa semisal lidi.

Di Yogyakarta terdapat warung Sate Klatak Pak Pong yang berlokasi di Pasar Jejeran, Jl. Imogiri Timur. Warung Sate Klatak Pak Pong buka setiap hari sejak pukul 10:00 – 24:00 WIB.

Lihat juga tempat makan di jogja

Sate klatak dianggap sebagai makanan khas Jogja yang viral karena menggunakan jari-jari roda sepeda untuk tusukannya.

Tujuan penggunaan benda tersebut sebagai tusukan sate karena besi bisa menjadi penghantar panas yang baik sehingga saat proses pembakaran bagian dalam daging juga matang sempurna.

Adapun keunikan lain dari sate klatak adalah bumbu yang digunakan. Jika sate daging umumnya dibumbui dengan aneka rempah, sate klatak hanya diberi garam dan sedikit ketumbar.

Sate klatak biasanya disajikan bersama nasi, kuah gulai atau kecap, dan potongan cabai rawit.

10. Tengkleng Gajah

Pernahkah Anda mendengar hidangan bernama “tengkleng gajah”? Jangan terkecoh dengan namanya, hidangan ini sama sekali tidak menggunakan daging gajah. Sebutan “gajah” pada tengkleng ini merujuk pada porsi penyajiannya yang besar, layaknya seekor gajah.

Tengkleng sendiri adalah hidangan berkuah kental yang terbuat dari daging, jeroan, dan tulang kambing. Dalam konteks tengkleng gajah khas Jogja, hidangan ini terbuat dari tulang kambing berukuran besar, sehingga menghasilkan porsi yang melimpah.

Tulang kambing yang disajikan dalam tengkleng gajah masih menempel dengan daging dan sumsum di dalamnya. Sensasi makan tengkleng gajah tak hanya mengenyangkan, tetapi juga memberikan tekstur yang unik dan kaya rasa.

Bagi Anda yang ingin mencicipi sensasi tengkleng gajah, terdapat beberapa tempat terkenal di Jogja, seperti Warung Sari Roso Mulyo dan Warung Tengkleng Gajah yang terletak di Jalan Kaliurang.

11. Mie Lethek

Meskipun dari segi tampilan mie lethek mungkin tidak terlalu menarik dengan warnanya yang agak kotor (itulah mengapa dinamakan “lethek”), jangan ragukan kelezatannya. Dibuat secara tradisional tanpa bahan kimia atau pewarna makanan, mie ini menawarkan cita rasa otentik yang tak terlupakan.

Mie lethek dapat diolah menjadi mie rebus atau mie goreng. Biasanya, mie ini disajikan bersama telur bebek atau telur ayam kampung, suwiran ayam, dan berbagai macam sayuran. Bagi yang ingin lebih kenyang, mie lethek juga dapat dinikmati sebagai campuran nasi.

Bagi Anda yang sedang berlibur di Yogyakarta, sempatkan untuk mencicipi mie lethek. Hidangan ini dapat dengan mudah ditemukan di warung-warung makan atau restoran lokal di Bantul, terutama di daerah Srandakan. Dijamin, Anda akan ketagihan dengan kelezatan dan keunikan mie lethek khas Jogja ini.

12. Soto Kadipiro

Soto Kadipiro. Didirikan pada tahun 1921 oleh Bapak Karto Wijoyo, Soto Kadipiro telah menjadi primadona lidah masyarakat Jogja selama lebih dari seabad.

Meskipun kini telah memiliki banyak cabang di sepanjang Jalan Wates, Soto Kadipiro tetap menjaga cita rasa otentiknya. Bumbu racikan sendiri yang diwariskan turun-temurun dari Bapak Karto Wijoyo menjadi kunci kelezatan soto ini.

Seporsi Soto Kadipiro menghadirkan isian kol, suwiran ayam, tauge, seledri, dan bawang goreng yang berpadu sempurna dalam kuah kaldu gurih. Disajikan bersama nasi putih hangat, perkedel, tahu, tempe bacem, dan sate, Soto Kadipiro tak hanya mengenyangkan, tetapi juga memanjakan lidah.

Menikmati Soto Kadipiro bukan hanya tentang menyantap hidangan lezat, tetapi juga merasakan nostalgia dan atmosfer Yogyakarta tempo dulu. Setiap suapan membawa Anda kembali ke masa kejayaan kuliner Jogja, di mana tradisi dan cita rasa masih terjaga dengan baik.

13. Mangut Lele

Salah satu warung mangut lele yang terkenal di Yogyakarta adalah Mangut Lele Mbah Marto. Warung ini telah lama menjadi favorit para pecinta kuliner pedas, tak hanya karena kelezatan mangut lelenya, tetapi juga keramahan Mbah Marto, pemilik warung.

Bumbu mangut yang digunakan Mbah Marto diracik dengan sempurna, menghadirkan perpaduan rasa pedas, gurih, dan sedikit manis yang menggoda selera. Lele yang digunakan pun dimasak dengan cara unik, yaitu dipanggang menggunakan bilah-bilah bambu, menghasilkan aroma dan tekstur yang khas.

Para pelanggan Mangut Lele Mbah Marto tak hanya dimanjakan dengan kelezatan hidangan, tetapi juga suasana kekeluargaan yang hangat. Mbah Marto selalu menyambut setiap pembeli dengan keramahan dan keakraban, membuat mereka merasa seperti di rumah sendiri.

Bagi Anda yang ingin merasakan sensasi pedasnya mangut lele khas Jogja, Mangut Lele Mbah Marto adalah tempat yang tepat. Perpaduan rasa, suasana, dan keramahan Mbah Marto akan membuat Anda tak ingin melewatkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

14. Nasi Goreng Beringharjo

Sejak tahun 1960, Nasi Goreng Beringharjo telah memanjakan lidah masyarakat Jogja dengan kelezatannya yang khas. Perpaduan cita rasa Jawa dan Cina dalam hidangan ini menjadikannya istimewa dan tak terlupakan.

Bumbu nasi goreng Beringharjo didominasi oleh bawang putih dan kecap, ciri khas masakan Cina yang berpadu sempurna dengan rempah-rempah Jawa. Setiap suapan nasi goreng ini menghadirkan perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas yang menggoda selera.

Sepiring nasi goreng Beringharjo tak hanya mengenyangkan, tetapi juga kaya akan isian. Irisan kol, daun seledri, telur dadar, potongan tomat, dan acar menjadi pelengkap yang menambah tekstur dan kesegaran pada hidangan ini. Tak lupa, cabai rawit segar pun disediakan bagi Anda yang ingin menambah sensasi pedas.

15. Brongkos

Brongkos adalah hidangan berkuah berwarna hitam pekat yang terbuat dari kluwak dan santan. Rasanya gurih dengan sensasi pedas dari cabai rawit utuh yang dimasak bersama bumbu-bumbunya. Biasanya, brongkos disajikan bersama nasi hangat dan isian seperti kacang tolo, tahu, telur, dan koyor (daging sapi yang dipotong kecil-kecil).

Warung Makan Bu Rini tak hanya terkenal dengan kelezatan brongkosnya, tetapi juga suasana tradisionalnya yang kental. Duduk di kursi kayu sederhana dan menyantap brongkos panas di tengah keramahan Bu Rini akan membawa Anda kembali ke masa lampau Yogyakarta.

16. Sate Kere

Terletak di selatan Pasar Beringharjo, sate ini bukan terbuat dari daging ayam atau kambing seperti sate pada umumnya, melainkan dari gajih sapi yang dibakar dengan bumbu rempah spesial.

Saat aroma sate kere tercium, siapapun tak kuasa untuk menolak godaannya. Kelezatan sate ini semakin lengkap dengan penyajiannya bersama kecap manis dan sambal pedas. Bagi pecinta pedas, sensasi pedas sambal akan berpadu sempurna dengan gurihnya sate kere.

Menariknya, sate kere tak hanya bisa ditemukan di Yogyakarta. Di Solo, Anda juga dapat mencicipi hidangan serupa dengan nama yang sama. Namun, sate kere Solo menggunakan bahan dasar tempe gembos dan disajikan dengan kuah santan, menghadirkan cita rasa yang berbeda namun tak kalah lezat.

17. Nasi Goreng Kalkun

Orang Jogja yang sudah bosan dengan nasi goreng beringharjo biasanya melipir ke nasi goreng kalkun.

Nasi goreng kalkun bisa ditemukan di rumah makan di Jl. Kaliurang. Hidangan satu ini sama seperti nasi goreng pada umumnya.

Bedanya, nasi goreng kalkun dimasak bergaya masakan Cina yang kering alias tidak nyemek atau basah. Untuk rasanya tak perlu diragukan lagi.

Menurut sejumlah warga Jogja, nasi goreng kalkun mempunyai tipikal menu masakan Jawa, yakni manis.

Tapi jika kebetulan yang memesan adalah penyuka makanan pedas, nasi goreng bisa diatur level kepedasannya. Kemudian untuk daging kalkunnya biasanya berukuran besar-besar.

Daging kalkun mempunyai tekstur lembut. Seporsi nasi goreng kalkun biasa disajikan bersama lauk pendamping seperti irisan tomat, timun, dan kembang kol.

18. Sup Merah

Untuk penyuka makanan yang unik maka wajib mencoba sup merah. Jika selama ini sup biasa tersaji dengan kuah bening maka makanan khas Jogja ini memberikan sentuhan inovasi sehingga warna kuah supnya merah.

Warna merah pada kuah sup dihasilkan dari pencampuran pasta cabai yang selain pedas ternyata juga memberikan cita rasa gurih yang menggigit di lidah.

Sup merah sendiri bisa didapat di Warung Sup Merah Bu Asih atau Warung Sup Merah Tungkak yang berada di Pertigaan Lampu Merah Tungkak.

Hidangan unik ini berisikan cukup banyak lauk tambahan seperti suwiran daging dan ceker ayam, telur rebus, irisan kubis, wortel, daun seledri, dan daun bawang.

Makan sup merah paling enak saat malam hari di mana hawa dingin menyelimuti kota Jogja.

19. Nasi Kucing

Nasi kucing atau sego kucing adalah makanan khas Jogja yang fenomenal di Indonesia.

Selain di Jogja, nasi kucing saat ini sudah banyak dijual di kota-kota lain, biasanya dijual di gerobak atau yang biasa disebut angkringan.

Di Jogja sendiri, nasi kucing digemari oleh masyarakatnya. Penggemar nasi kucing juga tak mengenal usia, mulai dari yang muda hingga tua semuanya suka.

Lihat juga makanan khas betawi

Untuk kamu yang belum tahu apa itu nasi kucing, nasi kucing adalah kuliner tradisional yang menghidangkan nasi dengan porsi sedkit bersama tambahan lauk yang sederhana seperti tempe, ikan, dan sambal.

Selain lauk tersebut bisa juga ditambahkan telur, ayam, dan irisan mentimun. Penyajian nasi kucing biasanya dilakukan di atas alas daun pisang.

20. Sego Abang Lombok Ijo

Dalam bahasa Jawa, sego abang berarti nasi merah, sedangkan lombok ijo berarti cabai hijau.

Jadi sego abang lombok ijo merujuk pada makanan berupa nasi yang berwarna merah dengan sambal hijau.

Di Yogyakarta makanan ini bisa didapati di warung Sego Abang Lombok Ijo Mbah Widji yang terletak di Jl. Pekam-Turi, dusun Mangunan, desa Harjobinangun, kecamatan Turi, kabupaten Sleman.

Pada seporsi sego abang lombok ijo terdapat nasi berwarna merah yang dihidangkan bersama sayur lodeh cabai hijau.

Untuk lauk tambahan lainnya bisa dipilih sesuai selera, seperti ayam kampung goreng, tempe, tahu, pepes, botok, empal goreng, dan gudeg daun pepaya.

Cita rasa dari sego abang lombok ijo pedas dan gurih. Biasanya pada seporsi sego abang juga ditambahkan sambal bawang untuk menambah nafsu makan.

21. Krecek

Makanan khas Jogja ini terdengar unik. Krecek, apa itu?

Krecek adalah makanan yang berasal dari Jogja, krecek sendiri terbuat dari kulit sapi maupun kambing.

Biasanya krecek di padukan sebagai toping gudeg, namun bisa juga dicampur dengan olahan sayur lainnya.

Dengan mencampurkan krecek ke sayur aroma dan rasanya akan menjadi lebih enak dan gurih.

Apalagi ditambah dengan cabai pasti rasanya sangat sangat membuat lidah bergetar. Ada rasa manis, pedas, dan manis.

Untuk harga krecek 1kg berkisar antara 70.000 hingga 120.0000

22. Sate Petir Kekinian

Di Jogja ada banyak macam sate yang bisa menggoyang lidah. Jika sebelumnya ada sate klatak dan sate kere, maka ada lagi sate jenis lainnya yang bernama sate petir kekinian.

Kuliner khas Jogja ini bisa diperoleh dengan mendatangi warung Sate Petir Pak Nano yang berada di sebelah timur jembatan kali Bedok.

Warung Sate Petir Pak Nano buka dari jam 12 siang sampai jam 4 sore. Satu porsi sate petir bersama nasi dan minuman hanya dijual dengan harga Rp24.000.

Sate ini dinamakan sate petir karena mempunyai rasa pedas yang menyengat lidah. Penggunaan cabai untuk bumbu bisa diatur sesuai keinginan, bisa dari 2 sampai 25 cabai.

Daging yang digunakan untuk sate petir adalah daging kambing. Daging kambing di warung Sate Petir Pak Nano mempunyai tekstur yang lembut dan tidak berbau amis.

Menyantap satu porsi sate petir akan menambah pengalaman baru pada lidah setiap orang.

23. Sate Kuda

Jika daging ayam dan sapi sudah terbiasa dijadikan sate, maka di Jogja ada sate yang menggunakan daging kuda.

Unik, bukan? Meskipun makanan khas Jogja ini dianggap aneh, tapi pada kenyataannya banyak orang yang gemar menyantap sate kuda.

Biasanya mereka yang menyantap sate kuda tahu kelebihan dari daging kuda, yakni mampu menyembuhkan penyakit rematik, asma, pegal-pegal, flek paru-paru, eksim, epilepsi, dan masih banyak lagi.

Di Jogja ada beberapa warung sate kuda, salah satunya adalah warung Sate Kuda Gondolayu yang berada di sebelah barat jembatan Gondolayu atau jembatan Jenderal Sudirman.

Di warung tersebut bukan hanya daging kuda yang disajikan, tetapi ada juga torpedo yang mempunyai khasiat untuk mengobati sesak nafas dan meningkatkan vitalitas pria.

24. Entok Slenget

Entok atau itik adalah hewan yang biasa diolah sebagai masakan. Seperti di Jogja, ada olahan entok bernama entok slenget yang tersohor.

Penjual entok slengket, kang Tanir, dikenal ahli untuk dalam hal mengolah entok yang dagingnya terkenal alot. Entok yang diolah oleh kang Tanir biasanya diberi bumbu pedas yang cukup menantang lidah.

Warung entok kang Tanir berada di Pasar Agropolitan Pules, Turi. Di warung tersebut, entok tak hanya dijadikan hidangan utama, melainkan ditemani dengan bagian entok lain seperti hati ampela dan balungan entoknya juga diolah.

Untuk porsi balungannya sendiri lebih banyak dibanding daging entoknya.

25. Sate Buntel

Sate buntel pertama kali dibuat oleh Lim Hwa Youe, tepatnya pada tahun 1948 Lim membuat inovasi sate.

Jika pada umumnya daging sate ditusuk, Lim justru mencacah sate dan dibuntel dengan lemak kambing.

Makanan ini merupakan kuliner kreatif yang mengubah kesederhanaan menjadi kemewahan, sama seperti asal muasal tengkleng yang mengolah sisa daging yang menempel pada tulang menjadi sajian lezat.

Sate buntel memanfaatkan resep bagian daging kambing yang teksturnya keras kemudian dicacah hingga lembut.

Tujuan pencacahan tersebut agar daging bisa dinikmati dalam keadaan tidak keras.

Daging yang telah dicacah kemudian dibungkus atau dibuntel dengan lemak kambing yang selanjutnya dibakar dengan bumbu rempah yang mewangi.

Menyajikan sate buntel berbeda dengan sate umumnya. Jika biasanya daging harus ditarik dulu dari tusuk sate, sate buntel tidak, melainkan langsung dilahap bersama nasi dan sambal.

26. Kicak

Kicak adalah makanan khas Jogja yang tidak muncul setiap waktu, tetapi hanya setahun sekali, tepatnya saat bulan Ramadhan tiba.

Di kota Jogja kicak hanya bisa ditemukan di kawasan Kauman yang biasanya di setiap sore ada pasar Ramadhan yang di mana banyak terdapat penjual kicak di sana.

Kicak sendiri penjelasannya adalah panganan yang terbuat dari jadah, gula, parutan kelapa, nangka, pandan, dan vanili.

Lihat juga makanan khas bandung

Kicak mempunyai cita rasa yang manis, asin, dan gurih yang ditambah dengan kelembutan tekstur ketannya.

Makanan tradisional khas Yogyakarta ini dijual dengan harga yang bersahabat, mulai dari Rp2.000 saja.

Di pasar Ramadhan sendiri pengunjung bisa mendapatkan makanan selain kicak, tetapi juga garang asam, martabak, carang gesing, clorot, dan hidangan tradisional lain.

27. Bakpia Pathuk

Siapa sih yang tidak mengenak bakpia. Bakpia sebagai oleh oleh khas jogja yang paling sering di beli oleh para wisatawan.

Bakpia sendiri pembuatannya dari tepung yang di panggang dimana didalamnya terdapat kacang hijau yang memiliki rasa manis.

Biasanya orang membeli bakpia karena ingin memberikan oleh oleh kepada keluarga maupun teman kantor setelah berwisata ke jogja.

Beberapa bakpia yang terkenal antara lain adalah bakpia patok 75, bakpia patok 25, bakpia kukus tugu jogja, dan juga bakpia kurniasari.

28. Sayur Lombok Ijo

Salah satu menu makan yang paling nikmat karena selain rasa yang pedas juga memiliki rasa rempah yang gurih dan juga nnikmat.

29. Peyek Tumpuk

Salah satu makanan khas jogja yang bisa dibawa pulang karena makanan ini cocok untuk di hidangkan bersama keluarga di rumah baik sebagai cemilan maupun lauk untuk makan.

30. Ayam Geprek

Banyak mahasiswa yang biasanya membeli ayam geprek dengan harga yang terjangkau tentunya, beberapa warung makan ayam geprek terkenal di jogja antara lain adalah , mas kobis, preksu dan masih banyak yang lainnya. Selain memiliki rasa yang pedas gurih ayam geprek jogja menjadi menu favorite para mahasiswa di jogja.

Itulah rekomendasi makanan khas Jogja selain gudeg yang bisa dicoba ketika berada di Kota Budaya.

Di samping menu gudeg yang sudah mendunia, Jogja masih memiliki jajaran kuliner enak lain selain gudeg.

Namun tak bisa dipungkiri memang kalau orang lebih mengenal Jogja dengan sajian gudegnya, sehingga kota yang dikenal akan keramahan penduduknya itu juga mendapat julukan sebagai Kota Gudeg oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.