Makanan Khas Papua

Sutoro Naruto

Ada beberapa makan khas papua yang sering diminati antara lain papeda, colo-colo, Ikan Bakar Manokwari, dan Ikan Bungkus. Untuk penjelasannya simak dibawah ini.

Berbicara tentang kuliner yang berasal dari bagian timur Indonesia, kebanyakan makanannya terbuat dari bahan dasar tepung sagu.

Sebut saja Papua, pulau dengan luas hampir 810 ribu km persegi itu memiliki beragam makanan khas yang terbuat dari sagu.

Bagi sebagian orang yang tidak biasa dengan sagu, mungkin akan menganggap makanan-makanan khas Papua terasa tidak enak karena kurang cocok di lidah.

Padahal kalau kamu tahu, tidak hanya sagu yang menjadi makanan pokok penduduk Papua.

Untuk itu, apabila kamu berkesempatan untuk mendatangi kota-kota yang berada di pulau Papua, jangan sampai melewatkan kuliner khas yang dimiliki oleh masing-masing kotanya.

Berikut ini telah MakananOlehOleh.com buatkan daftar makanan khas Papua yang perlu kamu coba bilamana hendak atau sedang menginjakkan kaki di pulau dengan tradisi dan adat suku yang kental itu.

Makanan Khas Papua Adalah

Ikan Bakar Manokwari Martabak Sagu
Ikan Bungkus  Aunu Senebre
Abon Gulung Sagu Lempeng
Aunuve Habre Sambal Colo Colo 
Kue Bagea Sambul Dabu Dabu
Cacing Laut Bubur Sagu 
Keripik Keladi  Sarang Semut
Petatas Minuman Sunset Papua
Udang Selingkuh  Es Kelapa Muda Asam Manis
Papeda Es Buah Matoa
Sate Ulat Sagu Telur Balado Pedas
Kue Lontar Ayam Rica Papua
  Bandeng Kuah Kuning

Kue Lontar

Makanan Khas Papua

Tidak melulu berbahan dasar sagu, Papua juga mempunyai makanan khas yang enak dan cocok untuk semua lidah orang Indonesia.

Makanan tersebut adalah kue lontar. Kue lontar merupakan kue khas Papua yang menurut sejarah kedatangannya dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa lalu.

Pada mulanya kue ini disebut dengan rontart, tapi karena agak sulit dilafalkan maka penduduk Papua akhirnya menyebut kue ini menjadi kue lontar.

Lihat juga makanan khas bali

Kue lontar sendiri mirip seperti kue pie susu yang terkenal dari Bali. Kue lontar dibuat dari bahan dasar telur yang kemudian dicetak menggunakan piring keramik.

Orang-orang Papua biasanya membuat kue lontar ketika hari raya lebaran dan natal. Di Papua, kue lontar dibuat dengan cetakan yang besar sehingga ukuran kue yang dihasilkan juga besar.

Tapi untuk kamu yang ingin membeli kue lontar sebagai oleh-oleh, ada juga yang ukurannya kecil demi kemudahan pengunjung untuk membawanya ke kampung halaman.

Papeda

Papeda adalah makanan khas Papua yang begitu populer dan digemari oleh banyak penduduk kota-kota yang tersebar di pulau Papua.

Makanan pokok khas Papua ini merupasan warisan kuliner yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Untuk kamu yang belum tahu, papeda merupakan makanan yang dibuat dari bahan dasar tepung sagu.

Dikarenakan menggunakan tepung sagu, tak heran jika makanan ini identik dengan kuliner Papua dan dijadikan sebagai makanan pokok masyarakatnya.

Rasa dari papeda pada umumnya adalah tawar. Cara menghidangkan makanan ini ada banyak cara.

Orang Papua biasanya menyantap papeda bersama kuah bening dan ikan bakar. Selain menggunakan ikan bakar, papeda juga tak kalah nikmat apabila disajikan bersama ikan kuah kuning atau kelapa tua mentah.

Sebagai menu pelengkap dan penambah selera, papeda bisa dihidangkan dengan sambal.

Selain cara menghidangkannya yang beragam, papeda juga mempunyai cara penyantapan yang unik, yakni menggunakan alat bernama gata-gata yang dibuat dari bambu dan digunakan untuk menggulung papeda dari piring.

Aunu Senebre

Aunu senebre adalah makanan khas Papua yang terkenal dan begitu khas dengan kuliner dari dataran timur Indonesia.

Makanan yang mudah ditemukan di Papua ini mempunyai tampilan yang begitu tradisional sehingga siapa pun yang menyantapnya akan merasakan sensasi istimewa karena makanan satu ini memang hanya terdapat di Papua.

Aunu senebre sendiri merupakan panganan sederhana yang dibuat dari olahan ikan teri dan nasi yang digoreng.

Setelah digoreng, ikan teri dan nasi dicampurkan dengan irisan daun talas dan parutan kelapa.

Campuran bahan-bahan pembuat aunu senebre yang telah menyatu tadi diolah lebih lanjut dengan cara dikukus.

Setelah matang, aunu senebre bisa langsung disantap bersama sepiring papeda atau umbi-umbian.

Tekstur yang dimiliki oleh aunu senebre tidak kering dan rasanya enak.

Martabak Sagu

Martabak adalah panganan yang berasal dari Arab, Yaman, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Ada banyak macam bentuk dan rasa dari martabak, tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Di Indonesia, ada cukup banyak jenis martabak dengan keunikan tersendiri sesuai daerahnya. Seperti di Papua, ada martabak yang dibuat dari bahan dasar sagu sehingga dinamakan dengan martabak sagu.

Apa itu martabak sagu? Martabak sagu adalah makanan khas Papua yang dibuat dengan bahan-bahan yang sangat sederhana.

Sesuai namanya, kuliner khas Papua ini terbuat dari sagu yang dihaluskan kemudian digoreng.

Seusai sagu halus digoreng, proses berikutnya adalah dengan menambahkan gula merah. Rasa dari martabak sagu khas Papua manis.

Untuk kamu yang selama ini hanya mengenal martabak manis dan asin, maka martabak sagu ini tak boleh kamu lewatkan untuk disantap ketika berada di Papua.

Sate Ulat Sagu

Kuliner ekstrim dari Papua yang terkenal menantang di mata setiap wisatawan adalah sate ulat sagu.

Orang Papua biasa menyebut panganan ini dengan nama “Koo”. Ulat sagu bagi masyarakat Indonesia pada umumnya mungkin dianggap sebagai hewan yang menjijikan, tapi tidak dengan warga pribumi Bumi Cendrawasih.

Ulat sagu sendiri diyakini oleh masyarakat Papua sebagai santapan yang bisa menambahkan energi dengan kadar kolesterol yang rendah.

Ulat sagu di Papua mudah sekali untuk ditemukan, baik di hutan maupun di pasar-pasar yang merupakan hasil buruan penjualnya.

Kalau kamu berani menjajal kuliner unik satu ini, kamu perlu tahu bagaimana cita rasa darinya. Sate ulat sagu mempunyai rasa manis dan asin. Tekstur dari sate ulat sagu keras di luar dan lunak di dalam.

Pada bagian daging ulat tersimpan protein yang cukup tinggi. Selain protein, ada juga kandungan lain pada tubuh ulat sagu yakni asam aspartat, asam glutamat, tirosin, lisin, dan methionin.

Udang Selingkuh

Salah satu daerah di Papua, yakni Wamena, mempunyai kuliner khas dengan nama yang unik yaitu udang selingkuh.

Nama makanan khas Papua ini diambil dari bentuk udang yang bercapit besar mirip kepiting.

Karena bentuk hewan bernama latin cherax albertisii berbeda dengan udang-udang yang biasa dikonsumsi, maka orang Wamena menyebutnya dengan udang selingkuh.

Udang selingkuh sebenarnya tak hanya populer di Wamena, tapi hampir di seluruh wilayah yang tersebar di tanah Papua.

Tekstur yang dimiliki oleh udang selingkuh padat dan berserat, mirip dengan lobster. Sedangkan bagian dagingnya sangat lembut dengan rasa yang sedikit manis.

Sebelum disantap, udang akan diolah dengan berbagai teknik, mulai direbus dan digoreng.

Untuk menambah kelezatannya, udang biasanya disajikan dengan olahan bumbu saus tiram, saus mentaga, atau saus padang.

Ikan Bungkus

Apakah kamu pernah mendengar makanan yang diberi nama pepes yang sangat tersohor di tanah Jawa?

Di Papua, kamu juga akan menemukan makanan sejenis pepes yang mana dinamakan oleh masyarakat Papua dengan sebutan ikan bungkus.

Perbedaan ikan bungkus dengan pepes adalah bahan pembungkusnya. Kalau pepes dibungkus dengan daun pisang, ikan bungkus khas Papua menggunakan daun talas.

Ikan yang dipilih untuk dibungkus juga beragam, semua tergantung selera pembuatnya.

Bumbu yang dipakai berupa rempah-rempah yang umum ditemukan dengan tambahan garam untuk memberikan rasa asin sekaligus menghilangkan getah yang terdapat pada daun talas.

Cara membuat ikan bungkus sendiri sebenarnya sangat mudah. Ikan hanya perlu dibersihkan lalu dibumbui dan dibungkus ke dalam daun talas.

Setelah terbungkus, ikan bisa langsung dibakar dengan api kecil hingga matang yang kemudian dapat disantap langsung.

Ikan Bakar Manokwari

Manokwari adalah salah satu nama daerah yang berada di Papua. Manokwari mempunyai makanan yang kekhasnnya terletak pada bumbu yang digunakan.

Makanan khas Manokwari, Papua itu adalah ikan bakar manokwari. Ikan bakar manokwari berbeda dengan ikan bakar yang biasa tersaji di warung-warung atau rumah-rumah makan di daerah-daerah lain.

Ikan bakar dari Manokwari mempunyai cita rasa bumbu yang berbeda karena menggunakan sambal khas yang hanya bisa ditemui di Papua.

Ikan yang biasa dipilih untuk dibakar adalah ikan tongkol, meskipun jenis ikan lain juga tak masalah untuk digunakan.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, ikan bakar manokwari tak sama dengan ikan bakar di tempat-tempat lain yang biasanya hanya menggunakan sambal kecap.

Di Manokwari, kamu bisa menyantap ikan bakar dengan bumbu khas Papua yang terkenal dengan rasa pedasnya yang unik karena dibuat dari cabai yang langsung berasal dari Papua.

Sagu Lempeng

Dari sekian banyak kuliner yang dihidangkan, sagu lempeng adalah makanan khas Papua yang benar-benar identik dengan Bumi Cendrawasih.

Sagu lempeng hampir bisa ditemukan di seluruh daratan Papua, tapi paling banyak terdapat di provinsi Ambon dan Papua.

Sagu batangan mempunyai bentuk seperti batangan persegi panjang dengan warna merah kecokelatan.

Ketika digigit, sagu lempeng akan sedikit menyiksa gigi dengan teksturnya yang keras. Sagu lempeng dibuat dari bahan dasar tepung sagu yang dicetak menggunakan besi kemudian dipanaskan dengan cara dipanggang.

Warna merah kue di Papua disebut dengan porna. Kue sagu lempeng bisa bertahan lama karena telah melewati proses pengawaetan dengan pemanasan yang bisa mengurangi kadar air sehingga bisa menghambat pertumbuhan mikroba dan jamur. Makanan khas Papua ini bisa disantap bersama dengan teh manis.

Kue Bagea

Makanan yang berasal dari Papua mayoritas dibuat dari bahan dasar sagu, tak terkecuali dengan kue bagea. Kue bagea sendiri merupakan kue yang berasal dari Ternate, Papua.

Kue ini juga mempunyai tekstur yang sama dengan sagu lempeng, yakni sedikit keras. Kue ini mempunyai cita rasa nikmat yang dihasilkan dari paduan tepung sagu dan kenari.

Sebenarnya butiran kenari yang membuat kue bagea terasa lebih nikmat dan bisa bikin setiap orang ketagihan saat mengunyahnya.

Kue bagea sendiri mempunyai bentuk seperti batang pohon yang dipotong-potong. Warnanya putih kekuningan karena dicampur dengan kenari.

Kue khas Papua yang satu ini sekarang bukan hanya dikemas dengan daun kering, tetapi juga menggunakan kertas karton cantik sehingga bisa dibawa sebagai oleh-oleh untuk para wisatawan yang berkunjung ke Papua.

Kue bagea sangat cocok apabila disantap bersama secangkir kopi atau teh hangat.

Colo-colo

Makanan khas Papua terakhir yang harus kamu ketahui dan coba adalah colo-colo. Colo-colo adalah kuliner berbentuk sambal yang mempunyai rasa pedas yang luar biasa.

Sambal colo-colo di Papua biasanya dibuat untuk menemani santap menu makan besar di siang dan malam hari.

Rasa yang dimiliki oleh sambal colo-colo sangat digemari oleh semua warga yang menetap di Papua.

Jika kamu sedang menetap untuk beberapa hari di Papua, jangan lupa untuk menjajal sambal khas Papua ini.

Lihat juga makanan khas sunda

Sambal colo-colo sangat nikmat jika disantap bersama tumis kangkung bunga pepaya, udang asam manis, ikan masak kuah kuning, dan olahan seafood lainnya.

Selain cita rasa pedas yang menggigit, sambal colo-colo juga terasa sedikit asam yang memberikan sensasi menyegarkan.

Rasa asam yang berasal dari jeruk nipis akan membantu menetralisir rasa pedas yang dihasilkan oleh cabai.

Sekadar informasi, sambal colo-colo ini sebenarnya adalah makanan asli dari Ambon dan Manado, tapi saat ini penyebarannya telah merebak hampir ke seluruh dataran Papua.

Abon Gulung

Aunuve Habre

Sambal Dabu-dabu Papua

Bubur Sagu

Sambal Colo-colo

Itulah daftar makanan khas Papua yang terkenal. Kalau kamu ingin merasakan cita rasa makanan yang tak biasa, maka sangat wajib untuk mencoba berbagai olahan sagu yang dijadikan menu santapan utama masyarakat Papua.

Namun apabila kamu tidak terlalu menyukai sagu, kamu juga bisa menyantap menu makanan lainnya seperti olahan hasil laut yang tak kalah enak dari olahan produk laut di daerah-daerah lain di Indonesia.

Makanan Khas Lainnya:

Bagikan:

Sutoro Naruto

Penulis ini menyukai makanan seperti bakso, ayam geprek, rendang dan masih banyak yang lainnya.

Tags

Leave a Comment